Headlines News :

KONTAK KAMI

Reservasi :
Mr. OPUS
081390206456
088216128316
087739784584

PIN BB : 32e54e4b

    Alih Bahasa

    English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
    by : OPUS

    Entri Populer


    Terrace Cafe


    TERRACE CAFE
    Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang tak pernah habis untuk dinikmati keindahannya. Dari kawasan pantai gunung, tempat permainan, tempat nongkrong hingga hiburan malamnya. Hiburan malam di Yogyakarta sudah mulai menjamur dengan menyuguhkan ciri khasnya masing masing. Satu tempat yang musti anda coba untuk menghabiskan malam anda di kota Yogyakarta, tempatnya yang mudah dijangkau yakni Terrace Café & Karoke Terrrace cafe and karaoke terletak di seturan yang merupakan pusatnya hiburan malam di Yogyakarta. Tepatnya berada di Jl. Seturan No. 4 Yogyakarta. Terrace Café & Karaoke dilengkapi dengan sound system yang menggelegar yakni 40.000 watt serta lighting yang spektakuler. Selain hinggar bingarnya music serta warna warninya lampu yang memukau Terrace Café & Karaoke juga menawarkan kegembiraan dan kesenangan yang luar biasa untuk menghabiskan malam. Setiap malam Terrace Café & Karaoke tiada henti menyuguhkan hiburan yang ekslusive berupa Live music, sexy dancer, sexy ladies show, disk jockey dengan atmosphere yang unik yang tidak dapat ditemukan ditempat lain. Terrace Café & Karaoke senantiasa menampilkan event-event special, band band ternama, venue representative, crowds yang super asyik yang pasti waktu malam anda tidak terbuang percuma bahkan akan terasa special dan tak terlupakan. Beberapa event regular yang bisa anda nikmati di Terrace Café & Karaoke setiap minggunya, Senin dengan title Black Legend Party, Selasa dengan title Terrace in Love, Rabu dengan Beautiful Party, kamis dan jumat dengan title Screaming Day Party, Sabtu Weekend Atmosphere Party dan Minggu Reggae nite party. Event event yang ada menawarkan penawaran special berupa discount, free entrance untuk pengunjungnya. Terrace Café & Karaoke dengan bar counternya yang menawarkan beragam Baverages local dan import, akan memuaskan dahaga para pengunjungnya. Selain itu demi kepuasan private pengunjung Terrace Café & Karaoke menyediakan 8 VVIP Karaoke room dengan fasiliatas yang ekslusive sehingga memberkan kenyamanan dan privasi pengunjung. Fasilitas tersebut antara lainMonitor LCD 32 inch, computerized system untuk pemilihan lagu dan soun system mewah serta setiap room dilengkapi dengan toilet dalam. Nikmati sensasi luar biasa yang dihadirkan Terrace Café & Karaoke untuk menghabiskan malam di kota tercinta ini.





    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com 
    YM :opusblackbird

    Candi Gedongsongo

    GEDONG SONGO
    Kompleks Candi Gedong Sanga terletak di puncak G. Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Para ahli belum dapat memastikan waktu dan tujuan pembangunan Candi Gedong Sanga, karena sampai saat ini belum ada prasasti yang ditemukan yang menyebut tentang keberadaan bangunan kuno itu. Lokasinya yang berada di daerah perbukitan mendasari dugaan bahwa candi ini dibangun pada masa awal perkembangan agama Hindu di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Menilik gaya arsitektur dan letaknya, candi Hindu Syiwa ini diduga dibangun untuk keperluan pemujaan. Pada masa itu dataran tinggi atau perbukitan dianggap sebagai perwujudan dari 'kahyangan', tempat bersemayam para dewa. Keberadaannya candi ini diungkapkan pertama kali dalam laporan Raffles pada tahun 1740. Pada awalnya hanya tujuh kelompok bangunan yang ditemukan, sehingga Raffles menyebutnya Gedong Pitu. Setelah ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap candi oleh para arkeolog Belanda, antara lain Van Stein Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Dalam penelitian tersebut ditemukan dua kelompok candi lain, sehingga namanya diubah menjadi Gedong Sanga (dalam bahasa Jawa berarti sembilan bangunan). Pada tahun 1928 sampai 1929, dinas purbakala pada zaman pemerintahan Belanda melakukan pemugaran terhadap Candi Gedong I dan Candi Gedong II. Pemugaran candi dan penataan lingkungan dilakukan oleh pemerintah Indonesia selama hampir 10 tahun, yaitu tahun 1972 sampai 1982. Candi Gedong I Candi Gedong I terdiri satu bangunan utuh, berukuran relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang. Atap candi berbentuk segi empat bersusun dengan hiasan pola kertas tempel di sekelilingnya. Separuh dari puncak atap terlihat telah hancur. Di sebelah tenggara terlihat G. Telomoyo, G. Merbabu, dan G. Merapi. Batur (kaki candi) dengan denah dasar segi empat dihiasi dengan deretan panel dengan pahatan bermotif bunga (padma) dan sulur-suluran yang sederhana. Tinggi batur sekitar 1 m, dengan tangga menuju ruangan kecil dalam tubuh candi terletak di sisi timur. Permukaan batur membentuk selasar selebar sekitar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Sepanjang tepi selasar diberi pagar, namun sebagian besar batu pagar sudah tanggal atau bahkan hilang. Dinding luar tubuh candi polos tanpa relief atau relung tempat menaruh arca. Di pertengahan dinding terdapat pahatan bermotif bunga yang membentuk semacam bingkai kosong. Tidak dapat dipastikan apakah dalam bingkai tersebut tadinya terdapat arca atau pahatan lain. Candi Gedong II Candi Gedong II terdiri satu bangunan utuh dengan denah dasar bujur sangkar seluas sekitar 2,5 m2. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu mauk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara. Pada dinding luar sisi utara, selatan dan barat terdapat susunan batu yang menjorok ke luar dinding, membentuk bingkai sebuah relung tempat arca. Bagian depan bingkai relung dihiasi dengan pahatan berpola kertas tempel. Bagian bawah bingkai dihiasi sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Di bagian atas bingkai terdapat hiasan kalamakara tanpa rahang bawah. Atap candi berbentuk 3 balok bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing. Puncak atap tersebut saat ini sudah tidak ada. Sekeliling masing-masing kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar hiasan tersebut sudah rusak. Di depan bangunan candi terdapat bangunan lain yang hanya tersisa fondasi dan onggokan reruntuhan bangunan yang diperkirakan sebagai candi perwara. Candi Gedong III Candi Gedong III terdiri dari tiga bangunan, yaitu dua bangunan yang berjajar menghadap ke timur dan satu bangunan yang meghadap ke barat. Ketiga bangunan tersebut dapat dikatakan dalam keadaan utuh. Kedua bangunan yang menghadap ke timur mirip sepasang bangunan kembar, namun yang berada di sebelah utara lebih besar dan lebih tinggi dari yang di selatan. Bangunan yang lebih besar, yaitu yang di utara, diperlirakan merupakan candi induk atau candi utama, sedangkan bangunan yang lebih kecil diperkirakan sebagai candi perwara. Tubuh candi berdiri di atas batur yang rendah dengan denah dasar berbentuk persegi. Atap kedua bangunan tersebut berbentuk 3 persegi bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Di sekeliling tubuh candi terdapat selasar sempit dan tanpa pagar. Pintu masuk ke ruangan sempit dalam tubuh candi dilengkapi dengan bilik penampil yang menjorok sekitar 1 m keluar tubuh candi. Tepat di depan pintu terdapat tangga naik ke selasar yang dilengkapi dengan pipi tangga dengan pahatan bunga di pangkalnya. Pada dinding di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat relung berisi arca Syiwa dalam posisi berdiri dengan tangan kanan bertelekan pada sebuah gada panjang. Kedua bangunan yang menghadap timur tersebut berdiri di atas batur yang rendah dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan masing-masing sisi kaki candi terdapat relung, salah satunya berisi arca gajah. Pada dinding di sisi barat, utara dan selatan masing-masing bangunan terdapat relung tempat meletakkan arca. Relung-relung pada dinding bangunan candi perwara saat ini dalam keadaan kosong. Dalam relung pada dinding selatan candi utama terdapat Arca Ganesha dalam posisi
    bersila, sedangkan dalam relung pada dinding selatan terdapat Arca Durga bertangan delapan dalam posisi berdiri. Bangunan ketiga di kompleks Candi Gedong III terletak di depan candi utama dan candi perwara. Bangunan ini mempunyai denah dasar persegi panjang dengan atap mirip 'limasan' melengkung. Di atas atap berjajar memanjang 3 hiasan berbentuk seperti menara kecil. Pintu masuk bangunan yang berhadapan dengan candi induk terlihat sederhana tanpa bingkai. Di atas ambang ambang pintu tampak bekas hiasan yang rusak. Tidak terdapat relung pada dinding bangunan yang mirip dengan Candi Semar di kompleks Candi Dieng. Diduga fungsi bangunan ini sama dengan fungsi Candi Semar, yaitu sebagai tempat penyimpanan atau gudang. Candi Gedong IV Candi Gedong IV terdiri satu bangunan utuh dan sejumlah reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya. Belum diketahui bagaimana bentuk asli dan apa fungsi bangunan-bangunan yang telah runtuh tersebut, namun ada dugaan bahwa bangunan-bangunan itu merupakan candi perwara. Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya mirip dengan bangunan Candi Gedong II. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah. Di kiri dan kanan ambang pintu terdapat relung tempat arca yang saat ini dalam keadaan kosong. Di bagian bawah ambang relung diberi hiasan yang sudah tidak jelas bentuk aslinya. Pada dinding luar sisi barat, utara dan selatan terdapat relung-relung berisi arca. Salah satu arca yang masih ada berupa sosok lelaki dalam posisi berdiri. Arca tersebut dalam keadaan rusak. Atap Candi Gedong IV berbentuk 3 persegi bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Candi Gedong V Candi Gedong V mirip dengan terdiri satu bangunan utuh dan sejumlah reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya, yang diduga sebagai candi perwara. Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya mirip dengan bangunan Candi Gedong II dan Candi Gedong IV. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi juga dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah. Di kiri dan kanan ambang pintu terdapat relung tempat arca yang saat ini juga dalam keadaan kosong. Di bagian bawah ambang relung diberi hiasan yang sudah tidak jelas bentuk aslinya. Pada dinding luar sisi barat, utara dan selatan terdapat relung-relung berisi arca. Salah satu arca yang masih ada adalah Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas bangku dengan kedua tangan di atas paha. Telapak tangan menumpang di atas paha sedangkan telapak tangan kanan berada di atas lutut. Arca tersebut alam keadaan rusak


    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird


    Candi Lumbung

    CANDI LUMBUNG
    Candi Lumbung terletak beberapa ratus meter di sebelah Selatan Candi Sewu. Candi ini sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Klaten, Surakarta. Tidak jelas apakah nama Lumbung memang merupakan nama candi ini atau nama itu hanya merupakan sebutan masyarakat di sekitarnya karena bentuknya yang mirip lumbung (bangunan tempat penyimpanan padi). Bangunan suci Buddha ini merupakan gugus candi yang terdiri atas 17 bangunan, yaitu satu candi utama yang terletak di pusat, dikelilingi oleh 16 candi perwara. Halaman komples Candi Lumbung ini ditutup hamparan batu andesit. Candi utama, yang sendiri saat ini sudah tinggal reruntuhan, berbentuk poligon bersisi 20 dengan denah dasar seluas 350 m2. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tangga dan pintu masuk terletak di sisi timur. Pintu masuk dilengkapi bilik penampil dan lorong menuju ruang dalam tubuh candi. Bagian luar dinding di keempat sisi dihiasi pahatan-pahatan gambar lelaki dan perempuan dalam ukuran yang hampir sama dengan kenyataan. Gambar pada dinding yang mengapit pintu masuk adalah Kuwera dan Hariti. Pada dinding luar di sisi utara, barat dan selatan terdapat relung tempat meletakkan arca Dhyani Buddha. Jumlah relung pada masing-masing sisi adalah 3 buah, sehingga jumlah keseluruhan adalah 9 buah, Saat ini tak satupun relung yang berisi arca. Atap candi utama sudah hancur, namun diperkirakan berbentuk stupa dengan ujung runcing, mirip atap candi perwara. Di sekeliling halaman candi utama terdapat pagar yang saat ini tinggal reruntuhan. Candi perwara yang berjumlah 16 buah berbaris mengelilingi candi utama. Seluruh candi perwara menghadap ke arah candi utama. Masing-masing candi perwara berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan denah dasar sekitar 3 m2. Dinding tubuh candi polos tanpa hiasan. Di sisi timur, tepat di depan pintu, terdapat tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah. Atap candi perwara berbentuk kubus bersusun dengan puncak stupa. Setiap sudut kubus dihiasi dengan stupa kecil. Di ruang dalam tubuh candi perwara terdapat batu mirip tatakan arca yang disusun berjajar.





    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird



    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird

    Candi Sukuh

    SUKUH
    Candi Sukuh terletak di lereng barat G. Lawu, tepatnya di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Candi Sukuh berada pada ketinggian + 910 merer di atas permukaan laut. Candi Sukuh ditemukan kembali dalam keadaan runtuh pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta pada masa pemerintahan Raffles. Selanjutnya Candi Sukuh diteliti oleh Van der Vlis pada tahun 1842. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam buku Van der Vlis yang berjudul Prove Eener Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Penelitian terhadap candi tersebut kemudian dilanjutkan oleh Hoepermans pada tahun 1864-1867 dan dilaporkan dalam bukunya yang berjudul Hindoe Oudheiden van Java. Pada tahun 1889, Verbeek mengadakan inventarisasi terhadap candi Sukuh, yang dilanjutkan dengan penelitian oleh Knebel dan WF. Stutterheim pada tahun 1910. Candi Sukuh berlatar belakang agama Hindu dan diperkirakan dibangun didirikan pada akhir abad ke-15 M. Berbeda dengan umumnya candi Hindu di Jawa Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum. Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra-Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-Hindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang. Menurut dugaan para ahli, Candi Sukuh dibangun untuk tujuan pengruwatan, yaitu menangkal atau melepaskan kekuatan buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang akibat ciri-ciri tertentu yang dimilikinya. Dugaan tersebut didasarkan pada relief-relief yang memuat cerita-cerita pengruwatan, seperti Sudamala dan Garudheya, dan pada arca kura-kura dan garuda yang terdapat di Candi Sukuh. Kompleks Candi Sukuh menempati areal seluas + 5.500 m2, terdiri dari terdiri atas tiga teras bersusun. Sepintas lalu candi ini terlihat seperti bangunan pemujaan Suku Maya di Mexico. Gerbang utama, gerbang lain menuju ke setiap teras dan bangunan utama menghadap ke arah barat, berbeda dengan candi-candi di Jawa tengah yang umumnya menghadap ke timur. Ketiga teras tersebut terbelah dua tepat di tengahnya oleh batu yang ditata membentuk jalan menuju ke gerbang teras berikutnya. Gapura menuju teras pertama merupakan gapura paduraksa, yaitu gapura yang dilengkapi dengan atap. Ambang pintu gapura dihiasi pahatan kala berjanggut panjang. Pada dinding sayap utara gapura terdapat relief yang menggambarkan seorang yang sedang berlari sambil menggigit ekor ular yang sedang melingkar. Menurut K.C. Cruq, pahatan tersebut merupakan sebuah sengkalan (sandi angka tahun) yang dibaca gapura buta anahut buntut (gapura raksasa menggigit ekor ular). Sengkalan tersebut ditafsirkan sebagai tahun 1359 Saka atau tahun 1437 M, yang diyakini sebagai tahun selesainya pembangunan candi ini. Di atas sosok tersebut terdapat pahatan yang menggambarkan makhluk mirip manusia yang sedang melayang serta seekor binatang melata. Pada sayap selatan gapura terdapat relief seorang tokoh yang ditelan raksasa. Pahatan tersebut juga merupakan sengkalan yang dibaca gapura buta mangan wong, yang artinya gapura raksasa memakan manusia. Sengkalan tersebut ditafsirkan sebagai angka tahun 1359 Saka atau 1437 M, sama dengan sengkalan pada dinding sayap utara gapura. Pada dinding luar gapura juga terdapat pahatan yang menggambarkan sepasang burung yang sedang hinggap di atas pohon, sementara di bawahnya terdapat seekor anjing, dan garuda dengan sayap terbentang sedang mencengkeram seekor ular. Di halaman depan, di luar gapura, terdapat sekumpulan batu dalam aneka bentuk. Di antaranya ada yang berlubang di atasnya, mirip sebuah lingga, dan ada yang menyerupai tempayan. Di ruang dalam gapura, terhampar di lantai, terdapat pahatan yang menggambarkan phallus dan vagina dalam bentuk yang nyata yang hampir bersentuhan satu sama lain. Pahatan tersebut merupakan penggambaran bersatunya lingga (kelamin perempuan) dan yoni (kelamin laki-laki) yang merupakan lambang kesuburan. Saat ini sekeliling pahatan tersebut diberi pagar, sehingga gapura tersebut sulit untuk dilalui. Untuk naik ke teras pertama, umumnya pengunjung meggunakan tangga di sisi gapura. Ada keyakinan bahwa pahatan tersebut berfungsi sebagai 'suwuk' (mantra atau obat) untuk 'ngruwat' (menyembuhkan atau menghilangkan) segala kotoran yang melekat di hati. Itulah sebabnya relief tersebut dipahatkan di lantai pintu masuk, sehingga orang yang masuk ketempat suci ini akan melangkahinya. Dengan demikian segala kekotoran yang melekat di tubuhnya akan sirna. Di atas ambang pintu gapura, menghadap ke pelataran teras pertama, terdapat hiasan Kalamakara yang saat ini telah rusak berat. Pada dinding sayap utara dan selatan terdapat pahatan lelaki dalam posisi berjongkok sambil memegang senjata. Pelataran teras pertama yang tidak terlalu luas terbelah batu-batu yang disusun membentuk jalan menuju gapura menuju teras kedua. Di sisi utara pelataran teras pertama ini terdapat 3 panel batu yang diletakkan berjajar. Panel pertama memuat gambar seorang lelaki sedang berkuda diiringi oleh pasukan bersenjata tombak. Di samping kuda seorang lelaki berjalan sambil memayunginya. Panel kedua memuatan gambar sepasang lembu dan panel ketiga memuat gambar seorang lelaki menunggang gajah. Di sisi selatan terdapat kumpulan batu berbagai bentuk dan beberapa buah lingga. Di sisi timurlaut atau bagian belakang pelataran teras kedua terdapat gerbang berupa gapura bentar yang mengapit tangga menuju ke pelataran teras kedua. Tidak terdapat pahatan atau hiasan pada dinding gapura ini. Di pelataran teras kedua yang tidak terlalu luas juga tidak terdapat arca ataupun relief. Di sisi utara timur atau bagian belakang pelataran teras kedua terdapat gerbang berupa gapura bentar yang mengapit tangga menuju ke pelataran teras ketiga. Gapura ini dalam keadaan rusak berat. Di depan gapura terdapat sepasang Arca Dwarapala yang saat ini dalam keadaan telah aus. Pahatan kedua arca penjaga pintu ini kasar dan kaku dan wajahnya sama sekali tidak menyeramkan, bahkan terkesan lucu. Teras ketiga yang letaknya paling tinggi merupakan tempat yang paling suci. Pelataran teras ketiga terbagi dua sisi, utara dan selatan, oleh jalan batu menuju ke bangunan suci di bagian belakang. Di pelataran halaman ketiga ini terdapat banyak sekali arca dan panel batu bergambar. Di bagian depan pelataran sisi utara terdapat 3 arca manusia bersayap dan berkepala garuda dalam posisi berdiri dengan sayap membentang. Hanya satu dari ketiga arca ini yang masih utuh. Dua arca lainnya sudah tidak berkepala lagi. Pada salah satu arca garuda terdapat prasasti berangka tahun 1363 Saka atau 1441 M dan 1364 Saka atau 1442 M. Di sisi utara terdapat panel-panel batu yang diletakkan berjajar, masing-masing dihiasi pahatan gambar gajah dan sapi. Di depan bangunan utama agak ke selatan, terdapat tiang batu yang berisi pahatan cuplikan kisah Garudheya. Pada sudut kiri atas terdapat parsasti dalam huruf dan bahasa Kawi berbunyi “Padamel rikang buku tirta sunya” atau sama dengan 1361 Saka. Garudheya adalah nama seekor Garuda, putra angkat Dewi Winata. Sang dewi mempunyai saudara yang juga menjadi madunya, yang bernama Dewi Kadru. Dewi Kadru mempunyai beberapa anak angkat yang berwujud ular. Dalam sebuah pertaruhan Dewi Winata dikalahkan oleh Dewi Kadru, sehingga ia harus

    Paket Tur Gua Pindul

    Rp.250,000
    Paket tur Goa Pindul kami tawarkan buat anda yang menyukai tantangan alam berupa Goa alami yang terbentuk beribu-ribu tahun lalu serta dialiri sungai bawah tanah dengan disertai pemandangan dalam goa yang exotis dan sangat menantang, tentunya akan didampingi oleh pemandu-pemandu lokal yang telah terlatih dan berpengalaman Plus kami tambahkan sebagai tantangan berikutnya adalah menyusuri kali OYA untukmenguji nyali peserta, dan sebagai akhir dari perjalanan kami persembahkan satu tempat yang lagi digandrungi para wisatawan , dimana tempat ini sangat mirip dengan pantai-pantai yang ada di Bali. ,,Lengkaplah sudah perjalanan tur anda kali ini.



    BERIKUT HARGA PAKET TUR SESUAI DENGAN JUMLAH PESERTA


    Peserta
    4
    6
    10
    15
    20
    25
    30
    40
    47
    Harga
    750,000
    475,000 430,000 360,000 300,000 295,000 280,000 285,000 265,000 250,000

    FASILITAS

    Harga Sudah Termasuk : 
    * Transport : AC 
    * Makan / Konsumsi sesuai Program 
    * Snack + Air Mineral 
    * Ticket Masuk Obyek Wisata
    * Parkir , Lokal Retribusi I 
    * Guide I asuransi Jiwa tiap peserta (AJB)s 

     Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan situasi & kondisi










    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird

    Paket TurJogja 3D 2N

    JOGJA 3D2N
    Paket ini kami berikan untuk anda yang menginginkan wisata budaya dan sejarah tentang jogjakarta dan asal-usul nenek moyang yang direpresentasikan dengan adanya candi-candi ( Candi Prambanan, Borobudur )yang berdekatan jarak tempuhnya serta periode masa kerajaan Mataramyang direpresentaikan oleh keberadaan keraton Yogyakarta, Tamansari, Belanja Batik. tentunya dipandu oleh guide yang berpengalaman dan pelayanan yang prima dan transportasiyang memadai.


    BERIKUT HARGA SESUAI DENGAN JUMLAH PESERTA

    PESERTA25 pax30 pax40 pax 43pax 47pax
    HARGA955.000/pax
    920.000/pax
    860.000/pax
    865.000/pax
    840.000/pax


    FASILITAS
    Harga Sudah Termasuk : 
    * Transport : AC 
    * Makan / Konsumsi sesuai Program 
    * Snack + Air Mineral 
    * Ticket Masuk Obyek Wisata
    * Parkir , Lokal Retribusi I 
    * Guide I asuransi Jiwa tiap peserta (AJB)s 

     Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan situasi & kondisi


    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird

    Paket Tur Jogja 2D 1N

    Rp.540,000
    Paket ini kami berikan untuk anda yang menginginkan wisata budaya dan sejarah tentang jogjakarta dan asal-usul nenek moyang yang direpresentasikan dengan adanya candi-candi ( Candi Prambanan, Borobudur )yang berdekatan jarak tempuhnya serta periode masa kerajaan Mataramyang direpresentaikan oleh keberadaan keraton Yogyakarta, Tamansari, Belanja Batik. tentunya dipandu oleh guide yang berpengalaman dan pelayanan yang prima dan transportasiyang memadai.

    BERIKUT HARGA PAKET TUR Jogja 2D 1N

    Peserta

    25

    30

    40

    43

    47

    Harga

    620.000/pax

    595.000/pax

    555.000/pax

    560.000/pax

    540.000/pax


    Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
    OPUS LIKUMAHUWA 
    Phone  081390206456 
    pin bb 32e54e4b
    roadroda@gmail.com
    YM :opusblackbird
     
    Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
    Copyright © 2011. Sewa Mobil Jogja - All Rights Reserved
    Template Created by Creating Website Published by Mas Template
    Proudly powered by Blogger